Pemerintah Luncurkan PPDS Berbasis RS untuk Penuhi Kuota Dokter Spesialis di Daerah

: Menkes Budi Gunadi Sadikin saat peluncurkan secara resmi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Berbasis Rumah Sakit Pendidikan (hospital based)/Foto: Tangkapan Layar Youtube Kemenkes


Oleh Putri, Senin, 6 Mei 2024 | 18:25 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 139


Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah ingin mengatasi masalah utama yang belum terselesaikan selama 79 tahun yaitu distribusi dokter yang tidak merata di daerah.

Hal tersebut disampaikannya saat peluncurkan secara resmi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Berbasis Rumah Sakit Pendidikan (hospital based) pada Senin (6/5/2024) oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

"Kemenkes merumuskan kebijakan rencana 15 tahun ke depan salah satunya adalah PPDS Berbasis Rumah Sakit Pendidikan. Kita perlu mendistribusikan sekitar 29.000 dokter spesialis sampai ke level kabupaten/kota dan ini akan secara dinamis kita lakukan,” kata Menkes Budi.

Saat ini, dengan hanya 2.700 lulusan per tahun, butuh lebih dari 10 tahun untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis. Dengan hospital base bisa mempercepat pemenuhan dokter spesialis dari 10 tahun menjadi sekitar lima tahun.

Menkes Budi mengatakan dari sisi kualitas, dokter spesialis lulusan program berbasis RS ini setara dengan dokter spesialis lulusan program pendidikan di dunia.

Pasalnya, Kemenkes melibatkan seluruh kolegium di Indonesia dan kolegium dari luar negeri serta Accreditation Council for Graduate Medical Education (ACGME) sebagai organisasi akreditasi yang menetapkan standar pendidikan RS dari RS pendidikan terkemuka seperti Mayo Clinic dan Johns Hopkins Hospital.

“ACGME untuk bantu memastikan semua standar lulusan rumah sakit pendidikan di Indonesia sama dengan standar dari John Hopkins dan Mayo Clinic,” kata Menkes Budi.

Program Ini menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk. Rasio tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat ke-147 di dunia.

Saat ini, jumlah dokter umum di Indonesia hanya sebanyak 156.310 dokter. Dengan target 1 dokter umum per 1.000 penduduk, Indonesia masih kekurangan 124.294 dokter umum. Rata-rata, terdapat sekitar 12 ribu lulusan setiap tahun dari 117 fakultas kedokteran (FK) di Indonesia.

Sementara itu, jumlah dokter spesialis di Indonesia mencapai 49.670. Menurut Bappenas, rasio ideal dokter spesialis, yakni 0,28 per 1.000 penduduk. Dengan demikian, Indonesia masih kekurangan 29.179 dokter spesialis.

Rata-rata, terdapat sekitar 2.700 lulusan setiap tahun dari 24 fakultas kedokteran penyelenggara pendidikan dokter spesialis saat ini. Selain itu, distribusi dokter spesialis juga tidak merata. Sekitar 59% dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Presiden Jokowi mengatakan oleh sebab itu, saat ini harus ada terobosan, dengan 24 fakultas kedokteran yang dapat menyelenggarakan pendidikan dokter spesialis dan 420 RS dari 3.000 RS di Indonesia berpotensi menjadi RS Pendidikan.

"Ini harus dijalankan bersama-sama agar segera menghasilkan dokter spesialis yang sebanyak-banyaknya dengan standar Internasional,” kata Presiden Jokowi.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Minggu, 19 Mei 2024 | 09:09 WIB
Menkes Beri Tiga Pesan ke Dewan Pengawas RS dan Poltekkes
  • Oleh Putri
  • Minggu, 19 Mei 2024 | 09:08 WIB
Upaya Pencegahan Hipertensi dengan PATUH dan CERDAS
  • Oleh Putri
  • Jumat, 17 Mei 2024 | 22:13 WIB
QR Code di KKJH Berisikan Riwayat Kesehatan Jemaah Haji
  • Oleh Putri
  • Jumat, 17 Mei 2024 | 06:09 WIB
Pemerintah Matangkan Persiapan Peparnas ke-XVII Sumut